Honorer K2 Fokus ke PPPK , Pesimistis jadi PNS?

Perjuangan Honorer Kategori dua ini memang dibilang sangat panjang dan penuh dengan perjuangan. Jadi, saya tahu persis beratnya perjuangan seorang tenaga Honorer. Saya sudah Wiyata Bhakti dari tahun 2002, sampai sekarang masih aktif, Alhamdulilah. Saya sendiri adalah termasuk salah satu Honorer K2 yang sampai saat ini masih mengajar di salah satu SD Negeri di Kecamatan Wanareja kabupaten Cilacap. Dilansir dari laman Jpnn.com pada 16 Juni 2019:
Honorer K2 pesimistis jadi PNS. Kini, mereka fokus menyiapkan diri ikut seleksi PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja).
Menurut Dudi Abdullah, guru honorer K2 Kabupaten Garut, banyak rekannya yang usia 35 tahun ke atas tidak lagi memikirkan status PNS. Mereka merasa status PNS adalah mimpi yang sulit diraih.

"Jujur saja kami sudah habis harapan dengan status PNS. Terutama yang usia di atas 35. Hitung-hitungannya dari pada PNS enggak bisa lagi, ya mending ikutan PPPK," kata Dudi kepada JPNN, Sabtu (15/6).

Hilangnya harapan menjadi PNS, lanjutnya, karena honorer K2 sudah sampai pada titik jenuh. Kesejahteraan dari sekolah cuma dari dana BOS. Itu juga rata-rata cuma dibayar Rp 500 ribu.

"Insentif dari pemerintah yang dulunya bantuan fungsional susah didapat karena keterbatasan kuota. Dari Pemkab Garut cuma Rp 510 ribu per triwulan," ucap dia.

Oleh karena itu, dalam rekrutmen PPPK tahap II nanti, sekira 12 ribu honorer K2 Garut akan ikut. Mereka tidak lagi bergantung pada status PNS yang makin hari kian tidak jelas.
Semoga artikel ini bermanfaat, khsusunya bagi para honorer K2. Salam sukses selalu.

Post a Comment